.jpeg)
IntenNews.com | Belawan - Seminggu telah berlalu, Kekerasan Seksual yang terjadi di lingkungan kerja terus mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Gerakan Mahasiswa mengatasnamakan ASPRI (Aliansi Pelindung Rakyat Indonesia), menurut informasi yg kami terima mereka akan menggelar aksi simpatik di beberapa tempat salah satunya di RS. PHCM.
Menurut Ibeng Syafruddin Rani, SH MH, Kuasa Hukum korban SK dan TKD, Gerakan moral ini karena lambatnya penanganan yang dilakukan pihak Pelindo dan IDI Sumut.
Dikatakan Ibeng, pihak Pelindo I Belawan tidak segera melakukan tindakan perbaikan moral, maka orang atau oknum yang mengetahui terjadi Kekerasan Seksual di RS. PHCM yang diduga dilakukan Dokter SA, enggan memberikan kesaksian atau keterangan.
“ Kami sudah memberikan beberapa nama dari pihak RS dan Pelindo untuk bersaksi, hal ini bertujuan agar penegakan hukum berjalan adil dan tidak ditutup tutupi,” ucap Ibeng.
Lebih lanjut Ibeng menyampaikan, Kami berharap bila pihak RS. PHCM, Pelindo dan IDI Korporatif maka kedepan tidak ada lagi Kekerasan Seksual terhadap perawat, karyawan di lingkungan RS. PHCM
Selain itu, beredar nya Klarifikasi dari Dokter SA di Media sosial membenarkan adanya masalah di RS. PHCM tersebut, bahkan klasifikasi tersebut menurut kami menjadi semakin terbuka lebar dahulu ada Kekerasan Seksual dan saat ini mulai terungkap.
Bagi kami, Kekerasan Seksual yang dialami klien kami cukup hanya sampai disini jangan ada lagi terjadi kepada yang lain, biarlah proses hukum di Polres Belawan berjalan sesuai prosedur, objektif, transparan dan adil.
“ Kami sebagai PH dan kedua korban telah berkoordinasi dengan Komisi Nasional anti kekerasan terhadap perempuan dan akan membuat pengaduan. Kita akan terus mengkampanyekan STOP KEKERASAN SEKSUAL DI LINGKUNGAN KERJA,” tutup Ibeng.
(Dian)
.jpeg)
.jpeg)
