IntenNews.com | Labuhanbatu, Sebelum munculnya berbagai aliran-aliran musik seperti saat ini,musik itu berkembang bukan hanya pada alirannya tapi juga pada alat musiknya. Perkembangan musik dari masa ke abad adalah bentuk penyempurnaan keadaan rasa yang ingin diperdengarkan. Sehingga menjadikan musik sebagai salah satu insting manusia untuk peradaban bagi manusia.
Dimulai dari ditemukannya alat musik tertua seperti seruling tulang beruang yang diperkirakan berusia ratusan ribu tahun. Maupun drum, dan alat musik tiup lainnya digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk ritual, upacara, dan ekspresi diri.
Musik tak hanya dapat diartikan sebuah seni yang melibatkan penggunaan nada, ritme, dan harmoni untuk menciptakan suara yang indah dan ekspresif. Musik juga meliputi vokal atau instrumental, karena itulah musik dapat diartikan juga sebagai bahasa yang mudah dipahami oleh siapa saja tanpa memandang perbedaan suku atau budaya dan agama.
Sebab di dalam musik itu ada menyampaikan emosi, cerita, atau ide. Sehingga musik tak hanya menjadi sekedar sarana hiburan, tetapi juga dapat ditemui sebagai pendamping acara ritual bagi suatu aliran kepercayaan dalam berbagai adat budaya.
*Sejarah Musik Kesenian Burdah Rebana
Berawal dari mimpi Imam Al - Bushiri seorang penyair yang juga seorang ulama, sufi, dan penyair terkenal yang merupakan murid dari seorang sufi besar dan pendiri tarekat Syadziliyah, yaitu Imam Abu al-Hasan asy-Syadzili.
Pada abad ke-7 Hijriah atau kisaran tahun 250-an Masehi beliau bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW diberikan jubah atau selimut. Saat itu beliau dalam keadaan sakit lumpuh, setelah mimpi itu ia lalu menciptakan syair sebagai pujian kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan syair tersebut masyhur menyebar luas bahkan diyakini dapat mengabulkan hajat.
Kemudian oleh para pedagang Arab syair tersebut dibaca dengan diiringi alat musik yang awalnya hanyalah menggunakan rebana. Kemudian ditambahkan alat musik lain seperti gendang, kempul, dan kluncing, kemudian berkembang menjadi Kesenian Qasidah Burdah.
*Burdah atau Endeng-endeng di Labuhanbatu dan Tapanuli Selatan
Oleh Masyarakat Tapanuli Selatan dan Labuhanbatu Kesenian Burdah atau yang lebih sering disebut endeng - endeng karena memiliki gerakan tari yang khas. Maka disebutlah atau endeng - endeng, musik ini merupakan perpaduan antara Kesenian Burdah dari suku Melayu pesisir dengan kesenian Onang - onang dari suku Mandailing. Dengan tarian Tor - Tor berfungsi sebagai hiburan dan sarana untuk mengungkapkan kegembiraan dalam pergaulan.
Musik ini muncul pada tahun 1980 an. Biasanya ditampilkan dalamuyr upacara pernikahan dan acara adat lainnya di masyarakat Melayu Pesisir. Dengan menggunakan alat musik tradisional seperti rebana dan gendang serta diiringi dengan syair - syair, tari - tarian dan adat istiadat. Hingga sekarang musik ini tetap diturun temurunkan bukan hanya untuk sebuah hiburan namun sebagai upaya melestarikan budaya kearifan lokal.
*Adakah Nuansa Spiritualitas Dalam Kesenian Endeng - endeng Ini..??
Sepintas terdengar dan terlihat sederhana syair maupun gerak tarian dalam musik endeng - endeng, namun jika ditelisik lebih jauh sesungguhnya ada energi spiritualitas di dalamnya. Walaupun awalnya hanya berupa syair (Qasidah Burdah) dan berkembang menjadi kesenian musik Endeng - endeng di tanah Tapanuli Selatan dan Labuhan Batu.
Kini Musik Endeng - endang bukanlah hanya sebuah musik kampung. Kalau di dengar, musik ini iramanya sangat sederhana, ritme iramanya dimulai pelan dan sangat santai lalu akan cepat dan bertambah menjadi cepat sampai - sampai bertambah sangat - sangat cepat. Iramanya tetap selaras - iras dengan penarinya seolah para pemain yang terlibat dalam paduan musik ini hendak menunjukan sebuah simbol pelepasan. Pelepasan kefanaan menuju kesatuan yang utuh.
Karena itulah endeng - endeng tak hanya sekedar musik yang menjaga kearifan lokal namun endeng - endeng memuat representasi spiritualitas di dalamnya. Mirip dengan Whirling Dervishes atau "Sema" sebuah tarian sufiistik .
Pewarisan turun temurun alat musik kendang dan penabuhnya yang tidak hanya dapat dipelajari semua orang kecuali musik endeng - endeng itu sendiri yang memilihnya. Maka lengkaplah jika memang musik Endeng - endeng ini adalah musik berpresentasi spiritualitas.
Penulis :
Sigondrong Dalam Diam
(29/07/2025)