IntenNews.com | Rantauprapat, Minggu 12 Oktober 2025 - Sebagai salah seorang yang diminta menjadi dewan juri di acara Lomba Seni yang diadakan oleh Rumah Pemimpin Muda (RPM) Labuhanbatu, Saya sangatlah terkejut mendengarkan langsung pengakuan dari Ketua Panitia, Rais Mahardika. RPM yang menyatakan kalau seluruh biaya kegiatan diperoleh dari hasil kewirausahaan panitia tanpa meminta-minta.". Bagaimana mungkin? Ucapku dalam hati.
Bukan apa - apa ini kegiatan yang menggagas hanyalah sekumpulan anak-anak SMA. Aku saja yang telah berkutat dalam dunia seni sampai sekarang belum bisa buat kegiatan seperti mereka. Karena malu minta - minta makanya gak punya biaya. Lha ini yang hanya sekumpulan anak kelas XI dan XII bisa buat berbagai lomba dengan hadiah yang lumayan WOW dari hadiah 17an tingkat lingkungan.
Dana Hibah gak mungkin, legal standing bukan OKP atau Ormas. Dari mana dananya. Masa bodohlah, Mau dari mana dana Rumah Pemimpin Muda (RPM) bante merekalah itu, yang jelas sebagai warga Labuhanbatu dan sebagai pelaku dan penggiat seni aku salut nan bangga kepada mereka.
Karena apa yang mereka perbuat adalah salah satu gerakan Revolusi Mental dimana orang - orang yang dewasa yang katanya pemikirannya sudah Reformasi tapi tak mampu melakukan apa yang kalian lakukan “ kata dalam hatiku”. Kalian sudah membuktikan kalau kalian bukanlah generasi pengemis. Apalagi kumpulan pengharap dana hibah.
Hal ini bukanlah tanpa selidik hingga aku Sigondrong Dalam Diam mengacungkan dua jempol kepada kalian sebab di saat jeda di perlombaan tadi aku sempat tanya menanya kepada panitia yang dua corak warna bajunya tapi tetap sama tulisan RPM-nya. Memang kalianlah mutiara yang terpancar bersinar itu. Menciptakan panggung mencari bibit bobot bebet di Labuhanbatu pada hal usia kalian dikatakan bibit.
Dan ternyata pancaran sinar kalian dapat ditangkap oleh pemimpin saat ini yakni Ibu dr. Hj. Maya Hasmita, Sp.OG, SKM selaku Bupati Labuhanbatu. Walaupun hanya sebatas support tetapi dengan kedatangannya tadi dengan pakaian olahraga lengkap sepatu Sportnya, jelas terlihat bukan sebagai seorang Bupati tapi sebagai seorang ibu yang mendukung gerakan kalian (RPM). Terhadap seni dan terhadap bagaimana mewujudkan Labuhanbatu bersinar sesuai Visi melalui kalian (RPM).
Akhir kata, bukan berharap agar dimintai kembali sebagai salah satu dewan juri karena, jujur Sigondrong Dalam Diam kalau jadi juri amatlah kolot, (seperti yang kalian lihat tadi) dan gak ada kompromi dalam penilaian. Aku berharap pada Rumah Pemimpin Muda Labuhanbatu kiranya acara seperti ini dapatkah diwariskan turun temurun. Artinya diagendakan menjadi kalender tersendiri di tiap tahunnya. Karena dampak dari acara yang kalian buat sangat besar dalam menjauhkan generasi seusia kalian terhadap penyalahgunaan narkoba. Dan kepada Bupati Labuhanbatu kiranya RPM ini mendapat perhatian yang lebih dan khusus kedepannya.
Salam Melangit Mimpi
SigondrongDalamDiam
.jpeg)
.jpeg)
